Jumat, 14 Januari 2011

NASA Temukan 'Cincin' di Lingkungan Tata Surya

WASHINGTON - Para ilmuwan NASA menemukan sebuah lingkaran misterius pada sistem tata surya Bumi. Diketahui, garis lingkaran menyerupai cincin tersebut terbentuk dari hidrogen.

Penemuan terbaru ini menentang semua dugaan para ilmuwan sebelumnya tentang seperti apa tepi sistem tata surya kita.

Pimpinan Divisi Heliophysics NASA Richard Fisher menyebutkan bahwa penemuan NASA kali ini merupakan momen besar bagi komunitas sains. Fisher kemudian menjelaskan bahwa sistem tata surya kita tertutupi oleh sejenis lapisan pelindung yang disebut heliosphere yang melindungi Bumi dari radiasi kosmik.

Heliosphere tersusun dari partikel-partikel yang tertiup oleh angin solar. Tahun lalu, NASA meluncurkan Interstellar Boundary Explorer Mission (IBEX) yang dirancang untuk mengambil gambar heliosphere.

"Para ilmuwan tahu bahwa garis lingkaran misterius ini tersusun dari hidrogen. Namun mereka tidak tahu mengapa lingkaran itu bisa berada disana atau apakah itu sebenarnya," kata Fisher seperti dikutip dari NPR, Selasa (20/10/2009).

"Kami pun tidak mengerti mengapa bisa terdapat sebuah titik yang terang di dalamnya," tambah Fisher.

Namun Fisher menduga, garis cincin tersebut bukan sekedar garis biasa. Menurutnya, garis tersebut memiliki intensitas dan kepadatan. Saat ini, para ilmuwan tengah berupaya mencari tahu jawaban atas penemuan lingkaran cincin tersebut.

"Dalam beberapa tahun ke depan, saya optimis para ilmuwan akan memiliki penjelasan yang sangat baik tentang hal ini," tandas Fisher.

sumber : techno.okezone.com

Ditemukan, Tata Surya Terbesar


 
Sebuah sistem tata surya yang terdiri dari satu bintang dan tujuh planet terdeteksi berjarak 127 tahun cahaya dari bumi. Diperkirakan, tata surya ini terbesar di alam semesta, dan melebihi matahari.

Seperti dilansir Dailymail Rabu, 25 Agustus 2010, para astronom telah mempelajari sistem ini selama enam tahun dengan menggunakan instrumen penemu planet yang disebut HARPS spectrograph di La Silla, Chile.

"Ini merupakan penemuan luar biasa. Ini pun menunjukkan fakta bahwa kita memasuki era baru dalam penelitian exoplanet (planet di luar sistim tata turya): studi kompleks mengenai sestem planet," kata Christophe Lovis yang memimpin ilmuwan European Southern Observatory (ESO).

Dia menjelaskan bahwa studi pergerakan sistem planet ini mengungkap kompleksitas interaksi dari gravitasi antar planet. Temuan ini, kata dia, memberikan pencerahan bagi ilmuwan terkait evolusi jangka panjang sistem planet-planet ini.

Pakar astronomi telah mengkonfirmasi keberadaan lima planet di sistem tata surya yang baru ditemukan ini dan sedang meraba-raba dua lainnya karena belum terjangkau. Jarak induk bintang tata surya ini mengikuti pola umum sebuah tata surya seperti matahari. Bintang induknya dinamai HD 10180, berada di bagian selatan kumpulan bintang Hydrus, dan berjarak 127 tahun cahaya.

Lima planet dalam tata surya ini mengorbit dari enam sampai 600 hari. Jarak planet-planet dari HD 10180 bervariasi mulai 0,06 sampai 1,4 kali jarak bumi-matahari. Sementara massanya berkisar antara 13 sampai 25 kali bumi.

Dr. Lovis menambahkan para ilmuwan memiliki alasan cukup kuat untuk menyatakan bahwa dua planet lainnya memang ada. "Satu akan seperti Saturnus (dengan massa minimal 65 kali massa Bumi) dan mengorbit dalam 2.200 hari. Satu lagi, akan lebih kecil, sekitar 1,4 kali massa Bumi," jelasnya.

Planet ini, kata dia, mungkin seperti bumi yang dipenuhi bebatuan. Namun, ilmuwan ragu di planet ini ada kehidupan, karena terlalu dekat dengan bintang induk sehingga sangat panas.

sumber : dunia.vivanews.com

TATA SURYA



Tata surya
Pada malam yang cerah bisa diamati aneka benda langit. Taburan bintang, bulan, planet, kadang penjelajah kecil di tata surya semisal meteor dan komet. Dengan teleskop dapat dilihat lebih banyak bintang, kawah di bulan, satelit planet, dan penjelajah kecil lain yaitu asteroid. Tentang bintang kalau diamati ternyata susunannya tak berubah. Karenanya dibuatlah peta langit yang tersusun atas 88 rasi bintang atau konstelasi dan 12 diantaranya Zodiak.





Meteor
Sambil menikmati terbit terbenamnya benda langit pada malam hari, yang sebenarnya akibat rotasi bumi - kita dapat berharap melihat meteor walau kebanyakan sangat redup dilihat mata bugil. Julukannya bintang jatuh. Meteor berasal dari materi antar planet berukuran kecil maupun besar. Kadang materi ini jatuh ke bumi. Saat masuk atmosfer, bergesekan dengan atmosfer, panas dan terbakar. Kebanyakan meteor habis terbakar, kadang tidak habis sedemikian sehingga jatuh ke bumi. Sisa meteor ini disebut meteorit. Salah satunya adalah meteorit Tambak Watu yang jatuh di Pasuruan Jawa Timur yang kini disimpan di Planetarium Jakarta.

Kadang tampak pula komet walau sangat jarang. Sesungguhnya dia berasal dari pinggir Tata Surya. Awalnya bongkah salju kotor aneka unsur. Ukurannya pun hanya sampai beberapa kilometer. Terbentuknya ekor pada komet sebenarnya akibat adanya kombinasi tekanan radiasi dan lontaran angin matahari. Keberadaan komet bisa juga menyebabkan terjadinya hujan meteor.

Saat matahari terbit, langit memerah dan kemudian menjadi biru cemerlang dan benda langit lain pun hilang. Sebenarnya ini karena adanya atmosfer yang menghamburkan cahayanya. Matahari adalah kepala keluarga tata surya sekaligus bintang terdekat berjarak sekitar 150 juta km. Sekitar 1.300.000 bumi dapat masuk ketubuhnya. Ibarat lampu raksasa dengan daya 400 trilyun watt, sungguh besar peran matahari sebagai pemasok energi di bumi. Permukaannya sering dihiasi bintik hitam (sunspot) yang sekaligus menunjukkan gerak rotasinya. Dia bisa memancarkan cahaya karena dipercaya dipusatnya terdapat pembangkitan energi nuklir yang luar biasa besar.



Matahari
Hal yang menarik bahwa ternyata matahari senantiasa bergeser ke timur relatif terhadap latar belakang bintang. Fenomena ini sudah disadari sejak ribuan tahun lalu. Menengok fenomena ini lebih mudah bila bumi tidak beratmosfer. Sekaligus disini kita mengenal perbedaan panjang hari yang berpedoman bintang (hari sideris) dengan yang berpatokan matahari (hari surya). Jejak pergeseran matahari ke timur ini disebut ekliptika. Matahari butuh waktu satu tahun untuk melakukan 1 lingkaran. Gerak ini disebut gerak semu tahunan matahari. Pergerakannya diikuti planet dan bulan disekitar lingkaran tersebut melewati rasi-rasi zodiak. Disebut semu karena sebenarnya bukan matahari yang bergerak, melainkan bumi yang mengedari matahari. Disebut gerak revolusi bumi. Hal ini jelas kalau melihat tata surya dari jauh. Kita melihat bagaimana planet mengedari matahari, sekaligus berkenalan dengan sifat-sifat planet.

sumber : planetarium.jakarta.go.id

Rabu, 12 Januari 2011

Proses Terjadinya Pelangi

Pelangi

Pelangi atau bianglala adalah gejala optik dan meteorologi berupa cahaya beraneka warna saling sejajar yang tampak di langit atau medium lainnya. Di langit, pelangi tampak sebagai busur cahaya dengan ujungnya mengarah pada horizon pada suatu saat hujan ringan. Pelangi juga dapat dilihat di sekitar air terjun yang deras.
 
Pembentukan

Cahaya matahari adalah cahaya polikromatik (terdiri dari banyak warna). Warna putih cahaya matahari sebenarnya adalah gabungan dari berbagai cahaya dengan panjang gelombang yang berbeda-beda. Mata manusia sanggup mencerap paling tidak tujuh warna yang dikandung cahaya matahari, yang akan terlihat pada pelangi: merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu.

Panjang gelombang cahaya ini membentuk pita garis-garis paralel, tiap warna bernuansa dengan warna di sebelahnya. Pita ini disebut spektrum. Di dalam spektrum, garis merah selalu berada pada salah satu sisi dan biru serta ungu di sisi lain, dan ini ditentukan oleh perbedaan panjang gelombang.

Pelangi tidak lain adalah busur spektrum besar yang terjadi karena pembiasan cahaya matahari oleh butir-butir air. Ketika cahaya matahari melewati butiran air, ia membias seperti ketika melalui prisma kaca. Jadi di dalam tetesan air, kita sudah mendapatkan warna yang berbeda memanjang dari satu sisi ke sisi tetesan air lainnya. Beberapa dari cahaya berwarna ini kemudian dipantulkan dari sisi yang jauh pada tetesan air, kembali dan keluar lagi dari tetesan air.

Cahaya keluar kembali dari tetesan air ke arah yang berbeda, tergantung pada warnanya. Warna-warna pada pelangi ini tersusun dengan merah di paling atas dan ungu di paling bawah pelangi.

Pelangi hanya dapat dilihat saat hujan bersamaan dengan matahari bersinar, tapi dari sisi yang berlawanan dengan si pengamat. Posisi si pengamat harus berada di antara matahari dan tetesan air dengan matahari dibekalang orang tersebut. Matahari, mata si pengamat dan pusat busur pelangi harus berada dalam satu garis lurus.

sumber : wikipedia.com