Minggu, 18 November 2012
Sabtu, 03 November 2012
Resiko dan Manajemen Resiko
Pengertian risiko dapat dijelaskan sebagai berikut. Pengertian pertama adalah : ketidakpastian (uncertainty) yang mungkin melahirkan peristiwa kerugian (loss). Pengertian risiko yang kedua adalah ketidakpastian atas terjadinya suatu peristiwa (Arthur Williams, Risk Management).
Jenis risiko, yang terbagi menjadi tiga, yakni :
• Ketidakpastian ekonomi (economic uncertainty). Contoh dari ketidak pastian ekonomi antara lain adalah hasil kompetisi bisnis, atau juga akibat globalisasi ekonomi. Dengan adanya globalisasi, maka ada begitu banyak variabel yang saling berhubungan, sehingga menimbulkan ketidakpastian. Naiknya harga minyak, krisis finansial, atau juga melemahnya dolar adalah sejumlah contoh tentang ketidakpastian ekonomi.
• Ketidakpastian alam (nature uncertainty). Berbagai bencana alam acapkali datang dengan tidak terduga. Ada gempa bumi, tsunami atau juga banjir bandang yang tiba – tiba melanda.
• Ketidakpastian perilaku manusia (human uncertainty). Banyak manusia yang tidak memiliki sikap disiplin yang tinggi. Contoh pengendara sepeda motor yang perilakunya acapkali melanggar aturan; sehingga menimbulkan ketidakpastian dalam pengaturan lalu lintas.
Wujud dari risiko adalah sesuatu yang harus ditanggung jika risiko itu menjadi kenyataan. Wujudnya terbagi dalam tiga aspek yakni:
1. Berupa kerugian atas harta milik/kekayaan atau penghasilan. Misal akibat tidak teliti, maka sesorang akan terkena risiko pin kartu ATM-nya disadap, sehingga terjadi pencurian uangnya di tabungan.
2. Berupa penderitaan seseorang. Akibat kecelakaan kerja, membuat risiko luka atau sakit yang parah.
3. Berupa tanggungjawab hukum. Risiko akibat adanya sengketa kepemilikan tanah dengan pihak lain. Sehingga harus ada proses hukum.
MANAJEMEN
RISIKO
Sebagai
suatu organisasi, perusahaan pada umumnya memiliki tujuan dalam
mengimplementasikan
manajemen risiko. Tujuan yang ingin dicapai antara lain adalah :
mengurangi
pengeluaran, mencegah perusahaan dari kegagalan, menaikkan keuntungan
perusahaan,
menekan biaya produksi dan sebagainya.
Apa
itu ‘manajemen risiko’?
Manajemen
risiko adalah proses pengelolaan risiko yang mencakup identifikasi,
evaluasi
dan pengendalian risiko yang dapat mengancam kelangsungan usaha atau
aktivitas
perusahaan.
Apa
saja tahap-tahap dalam manajemen risiko?
Tahap-tahap
yang dilalui oleh perusahaan dalam mengimplementasikan
manajemen
risiko adalah mengidentifikasi terlebih dahulu risiko-risiko yang
mungkin
akan dialami oleh perusahaan, setelah mengidentifikasi maka dilakukan
evaluasi
atas masing-masing risiko ditinjau dari severity (nilai risiko) dan
frekuensinya.
Tahap terakhir adalah pengendalian risiko. Dalam tahap
pengendalian
risiko dibedakan menjadi 2 yakni pengendalian fisik (risiko
dihilangkan,
risiko diminimalisir) dan pengendalian finansial (risiko ditahan,
risiko
ditransfer).
Menghilangkan
risiko berarti menghapuskan semua kemungkinan terjadinya
kerugian
misalnya dalam mengendarai mobil di musim hujan, kecepatan
kendaraan
dibatasi maksimum 60 km/jam. Meminimasi risiko dilakukan dengan
upaya-upaya
untuk meminimumkan kerugian misalnya dalam produksi, peluang
terjadinya
produk gagal dapat dikurangi dengan pengawasan mutu (quality
control).
Menahan sendiri risiko berarti menanggung keseluruhan atau sebagian
dari
risiko, misalnya dengan cara membentuk cadangan dalam perusahaan untuk
menghadapi
kerugian yang bakal terjadi (retensi sendiri). Sedangkan
pengalihan/transfer
risiko dapat dilakukan dengan memindahkan kerugian/risiko
yang mungkin terjadi lain, misalnya kepada pihak perusahaan asuransi.sumber : berbagai sumber
Resiko yang terjadi 1 bulan
Resiko yang terjadi selama 1 bulan
1. Telat bangun tidur, jadi terburu-buru untuk berangkat praktek.
2. Sering kebanyakan jajan, tidak ada uang sisa untuk di tabung.
3. Sering utang pulsa, sekarang utang pulsa numpuk.
4. Sering menunda mengerjakan tugas, jadi terburu-buru ngerjain tugas praktek dan bahasa inggris.
5. Baru mengerjakan tugas, kebesokannya hasil presentasi sangat mengecewakan.
1. Telat bangun tidur, jadi terburu-buru untuk berangkat praktek.
2. Sering kebanyakan jajan, tidak ada uang sisa untuk di tabung.
3. Sering utang pulsa, sekarang utang pulsa numpuk.
4. Sering menunda mengerjakan tugas, jadi terburu-buru ngerjain tugas praktek dan bahasa inggris.
5. Baru mengerjakan tugas, kebesokannya hasil presentasi sangat mengecewakan.
Langganan:
Postingan (Atom)