Rabu, 17 November 2010

FAKTOR EKSTERNAL PENGARUHI RENDAHNYA LAJU INFLASI Jakarta, 1/12/2009 (Kominfo-Newsroom) – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Rusman Heriawan menilai, rendahnya laju inflasi sepanjang Januari-November 2009 bukan disebabkan rendahnya kemampuan daya beli masyarakat, namun karena adanya faktor eksternal. “Penilaian sejumlah pengamat harusnya terlebih dahulu melihat pada data peningkatan produk domestik bruto (PDB) serta pengeluaran konsumsi rumah tangga,” kata Rusman dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (1/12). Ia mengatakan, saat ini PDB dan konsumsi rumah tangga terus mengalami kenaikan. Selain itu, BPS juga menilai hingga kini kasus-kasus sosial di masyarakat seperti kelaparan massal yang menunjukan ketidakmampuan masyarakat membeli kebutuhan bahan pokok juga tidak pernah terjadi, meskipun masih terlihat rakyat miskin yang tinggal di jalan-jalan. Menurut Rusman, rendahnya laju inflasi lebih disebabkan faktor eksternal di mana harga komoditas dunia saat ini sedang mengalami penurunan cukup signifikan. “Indonesia bukan satu-satunya negara yang mengalami inflasi rendah. China dan Malaysia juga mengalami kondisi yang sama,” ungkapnya. Inflasi yang tinggi hanya terjadi di negara-negara yang kondisinya relatif tidak stabil, sebagai contoh Pakistan yang mengalami inflasi hingga sembilan persen, Vietnam di bawah tiga persen, dan Brazil empat persen. BPS mencatat Indonesia mengalami deflasi sebesar 0,03 persen pada November 2009, sedangkan laju inflasi Januari-November 2009 mencapai 2,45 persen, sementara year on year 2,41 persen. “Ini pengalaman pertama inflasi di bawah lima persen. Ini jarang terjadi di negara berkembang, kalau di negara maju sudah biasa. Indonesia jarang inflasi di bawah lima

g, kalau di negara maju sudah biasa. Indonesia jarang inflasi di bawah lima

Tidak ada komentar:

Posting Komentar