Pengembangan usaha
kecil dan menengah dapat dilakukan dengan cara memberikan kredit usaha
kepada usaha kecil dan menengah. Tapi kendala nya adalah tidak adanya
laporan kinerja usaha yang diperlukan untuk mengajukan kredit. Laporan
kinerja usaha yang terpenting adalah laporan keuangan. Karena dengan
laporan keuangan pihak kreditor dapat melihat perkembangan kinerja usaha
dan dapat memperkirakan kinerja usaha di masa yang akan datang. Oleh
sebab itu pengusaha kecil dan menengah harus memiliki kebiasaan untuk
menyusun laporan keuangan sebagai salah satu cara pengembangan usahanya.
Usaha kecil dan menengah (UKM) di Indonesia salah satu
penggerak perekonomian rakyat , karena para pengusaha kecil dan menengah
usaha nya di mulai dari industri keluarga atau rumahan. Jadi
konsumennya berasal dari kalangan bawah sampai menengah. Terdapat
potensi yang besar dalam sektor UKM namun harus di kelola dan di
kembangkan dengan baik, dan masalah dasar yang di hadapi adalah proses
administrasi atau pelaporan keuangan.
Untuk mengembangkan UKM
dapat mengajukan pinjaman ke pihak bank tapi syarat nya adalah
menyertakan laporan keuangan, karena pihak perbankan tidak mau mengambil
resiko dalam penyaluran kredit bagi UKM . Kenyataan nya hampir semua
UKM tidak memiliki laporan kinerja usaha dan keuangan yang baik. Hal ini
terjadi karena UKM tidak memiliki kebiasaan untuk melakukan pencatatan
dan penyusunan laporan keuangan . Laporan keuangan adalah hal yang
harus dimiliki oleh UKM jika mereka mau mengembangkan usaha dengan
mengajukan modal kepada para kreditur yang dalam hal ini adalah pihak
perbankan.
Dengan memiliki kebiasaan mencatat kegiatan usaha,
sebenarnya dapat diarahkan untuk mencatat kegiatan usaha yang ada sesuai
dengan standar akuntansi secara lengkap dan rapi. Untuk menumbuhkan
kebiasaan bagi UKM dalam menyusun laporan keuangan, yaitu dengan cara
memberikan format pencatatan transaksi yang secara sederhana, tidak
membutuhkan waktu lama, dan tidak membutuhkan tenaga kerja yang banyak.
Pencatatan Transaksi
Pencatatan transaksi merupakan
kegiatan mencatat setiap transaksi yang berhubungan dengan kegiatan
usaha. Standarnya adalah semua transaksi yang berhubungan dengan kas,
pembelian, penjualan, piutang, dan utang. Mencatat setiap transaksi
sangat penting sebagai bahan untuk menyusun laporan keuangan. Tanpa
adanya pencatatan transaksi, maka tidak mungkin laporan keuangan dapat
dibuat, setiap transaksi juga harus disertai bukti transaksi, sebagai
bukti bahwa transaksi tersebut benar terjadi. Setiap transaksi dicatat
di dalam buku jurnal. Dengan menggunakan jurnal, setiap transaksi dapat
dicatat dengan rapi, dan jelas. Untuk menambahkan kebiasaan mencatat
setiap transaksi usaha yang terjadi maka diperlukan sebuah format
jurnal yang praktis dan cepat.
Berikut ini adalah format yang
dapat digunakan oleh UKM dalam mencatat setiap transaksi keuangan.
Format ini terdiri atas: buku kas, buku pembelian tunai dan kredit, buku
penjualan tunai dan kredit, buku piutang dan buku utang. Semua buku
tersebut memiliki hubungan satu dengan yang lain.
Format Buku kas
Dalam
buku ini yang dicatat adalah transaksi yang mengakibatkan kas bertambah
atau berkurang. Dengan format seperti ini, kita bisa melihat posisi kas
yang kita miliki secara cepat. Kita tinggal melihat kolom saldo dari
pencatatan transaksi terakhir. Selain itu, kita juga dapat mengawasi
pemakaian kas agar dapat digunakan secara efektif dengan melihat selisih
penerimaan dan pengeluaran.
Format Buku Pembelian Tunai
Dalam
buku ini yang dicatat adalah setiap transaksi pembelian secara tunai.
Dengan adanya pencatatan menggunakan format ini pada setiap pembelian,
maka kita dapat mencatat setiap pembelian secara lengkap.
Format Buku Pembelian Kredit
Dalam
buku ini yang dicatat adalah setiap terjadi transaksi pembelian secara
kredit. Pencatatan dapat dilakukan secara lengkap. Yang membedakan
jumlah total pembelian kredit pada hari yang bersangkutan lalu dicatat
pada buku utang kolom kredit.
Format Buku Penjualan Tunai
Dalam
buku ini pencatatan setiap terjadi transaksi penjualan secara tunai.
Dengan format seperti ini, kita dapat melihat posisi penjualan produk
kita. Jumlah total penjualan tunai pada hari yang bersangkutan kemudian
dicatat pada buku kas kolom pendapatan.
Format Buku Penjualan Kredit
Dalam
buku ini yang dicatat adalah transaksi penjualan secara kredit atau
yang membuat piutang. Jumlah total penjualan kredit pada hari yang
bersangkutan kemudian dicatat pada buku piutang kolom debet.
Format Buku Piutang
Dalam
buku ini yang dicatat adalah setiap perusahaan meminjamkan uang kepada
pihak lain, rekapitulasi penjualan kredit harian, dan pembayaran
piutang oleh pihak lain . Pada kolom keterangan dapat dicatat dari siapa
perusahaan menerima pembayar piutang. Piutang bertambah dicatat pada
kolom debet dan piutang berkurang dicatat di kolom kredit.
Format Buku Utang
Dalam
buku ini yang dicatat adalah setiap terjadi transaksi perusahaan
meminjam uang dari pihak lain, rekapitulasi pembelian kredit harian, dan
pembayaran utang oleh perusahaan . Pada kolom keterangan kita mencatat
kepada siapa perusahaan membayar utang. Utang bertambah dicatat pada
kolom kredit dan utang berkurang dicatat di kolom debet.
Setelah
dilakukan pencatatan setiap transaksi selama satu periode atau bulan,
Kemudian menyusun laporan keuangan dengan berdasarkan pada buku – buku
pencatat transaksi usaha. Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan
mengenai informasi kinerja keuangan selama periode tertentu. Informasi
tersebut digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan selama
satu periode pencatatan yang akan dijadikan sebagai dasar untuk
mengambil keputusan. Dengan adanya laporan keuangan dan mengerti isi
dari laporan keuangan, diharapkan akan dapat membantu pengusaha dalam
membuat keputusan dalam mengembangkan usaha, keputusan untuk mengajukan
kredit usaha, dan keputusan investasi
sumber : http://vibizmanagement.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar